Bangkit, Bersatu, Bergerak Mengurus Wilayah Adat,PN BPAN Gelar Konsolidasi Pemuda Adat Kabupaten Tebo .
MUARA TEBO – Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) mengadakan kegiatan konsolidasi Pemuda Adat Kabupaten Tebo, di Komunitas Margo Sumay, Dusun Punti Kalo 21 November 2024.
Konsolidasi ini dihadiri oleh Ansori S.Fil.i DPRD Provinsi jambi,puluhan Pemuda Adat dari komunitas Margo Sumay, komunitas Margo 9 Koto, Komunitas Margo 7 Koto, komunitas Margo Petajem, komunitas Margo Tabir. Tidak hanya itu, Mahasiswa, tokoh masyarakat, dan perwakilan organisasi adat setempat juga turut menghadiri konsolidasi ini.
Kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat Gerakan Pemuda Adat, membangun kesadaran tentang hak-hak Masyarakat Adat, serta mendorong sinergitas dalam melestarikan wilayah adat sebagai sumber kehidupan dan identitas Masyarakat Adat Tebo.
Di sampaikan PJ. Ketua Umum BPAN Hero Aprila menyampaikan bahwa tema acara ini mencerminkan urgensi bagi Masyarakat Adat untuk bangkit bersama menghadapi tantangan seperti konflik perampasan wilayah adat, eksploitasi sumber daya alam, dan degradasi budaya.
“Pemuda Adat adalah garda terdepan dalam perjuangan Masyarakat Adat. Dengan bangkit, bersatu dan bergerak bersama kita mampu mengurus dan mempertahankan wilayah adat, demi masa depan generasi mendatang,” ujarnya.
Kemudian Ketua PD AMAN TEBO Dedi Suhendra, dalam sambutannya, mengapresiasi semangat para Pemuda Adat yang ingin mengambil peran aktif dalam pengelolaan wilayah adat.
“Langkah kecil hari ini akan menjadi awal perubahan besar untuk Masyarakat Adat di Tebo. Kita harus terus bergerak dan menjaga tradisi serta tanah leluhur kita,” katanya.
Kegiatan ini diakhiri dengan prosesi adat sebagai simbol komitmen bersama untuk melestarikan nilai-nilai adat. BPAN berharap hasil konsolidasi ini menjadi pijakan awal dalam membangun sinergi yang lebih kuat di antara Masyarakat Adat di berbagai wilayah Nusantara.
Dengan semangat “Bangkit, Bersatu, Bergerak”, pemuda adat di Margo Sumay kini semakin siap menghadapi tantangan dan membangun masa depan yang berlandaskan tradisi, kearifan lokal, dan kemandirian, paparnya.
Acara ini juga diisi dengan diskusi kelompok, sesi pelatihan pengenalan sumber daya alam berkelanjutan, dan deklarasi komitmen bersama untuk menjaga wilayah adat.
Beberapa peserta menekankan pentingnya mendokumentasikan wilayah adat secara legal agar memiliki perlindungan hukum yang lebih kuat.(TIM).
Komentar0